Breaking News

Wednesday 20 January 2016

PMII dan Akumulasi Gerakannya

PMII dan Akumulasi Gerakannya
“Al- Muhaafadhatu ‘ala al-qodiimi al-shaalih wa al-akhdzu bi al- jadiidi al-ashlaah”

Apakah PMII itu?
Secara harfiyah dapat di terjemahkan dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, yang dari makna ini bisa dibagi lagi dalam penggalian makna per kata.
Pergerakan berarti akumulasi dari gerak, dari satu titik ke titik lain dan dari titik lain ke titik yang lain lagi, yang berkesinambungan dan mempunyai tujuan tertentu yang tentu saja unsur dinamisasinya sangat nampak, contoh pergerakan bola dari penjaga gawang sampai ke penyerang untuk menghasilkan gol. (Dengan tidak bermaksud menyinggung) Lain halnya dengan kata Gerakan, yang cenderung sporadis dan monumental,  atau dengan kata Himpunan dan Ikatan yang cenderung statis.
Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar yang belajar di Perguruan Tinggi tertentu. Pada tingkatan bahasa dimaknai sebagai siswa yang maha (bukan sekedar siswa). Maka dari itu anggota PMII haruslah seorang mahasiswa (atau sebagaimana diatur dalam ART Pasal 3.1.b&c).
Islam adalah sebuah pilihan yang diberikan oleh Allah pada manusia sebagai norma dan nilai, atau pegangan hidup yang bisa menyelamatkan manusia. Islam inilah yang dipakai oleh PMII dalam berjalan sebagai rel yang harus ditaati.
Indonesia adalah lokalitas ruang yang mempunyai sistem. Pemakaian kata ini menunjukkan batasan ruang dimana organisasi PMII didirikan.

Sejarah PMII
PMII didirikan di Surabaya pada tanggal 17 April 1960 bertepatan 21 Syawal 1379 (AD PMII I.1.2) dengan ketua Umum pertama Mahbub Junaedi. Salah satu hal yang melatarbelakangi berdirinya PMII adalah “ketidakpuasan” pemuda NU yang pada saat itu berada di HMI, dalam konteks kurang dioakomodir. Disamping itu PMII merupakan “perkembangbiakan” dari IMANU yang lahir pada Desember 1960.
Momentum PMII
Dari tahun sejak berdirinya PMII berusaha untuk melepaskan diri dari “jeratan” ikatan NU pada 14 Juli 1972 dengan dicetuskannya deklarasi Munarjati di Malang yang menyatakan independensi PMII (lepasnya ikatan PMII dengan NU) demi menjaga sterilnya gerakan dari intervensi luar.. Pada 27 Oktober 1991 PMII menyatakan interdependensi-nya dengan NU. Artinya posisi PMII secara organisasi tidak ada kaitan apapun akan tetapi secara moral, karena kebanyakan anggota PMII berlatar belakang NU, maka PMII mempunyai ikatan emosi dengan NU.

PMII dan Gerakan Mahasiswa
Sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, maka wajib hukumnya bagi PMII untuk berperan aktif dalam setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Gara-gara kebrutalannya dalam menyuarakan aspirasi rakyat PMII pernah mendapatkan julukan “Sang Raja Jalanan”, bahkan PMII pernah menyelamatkan HMI saat akan dibubarkan oleh Bung Karno akibat fitnah yang dilancarkan oleh CGMI pada tahun 1962. sampai pada tahun 1998-pun PMII tetap berperan sebagai “Sang Raja Jalanan”.
Apabila dilihat dari sisi lain gerakan PMII tidak hanya berhenti di jalan tapi juga di tepi jalan (baca: masyarakat pinggiran). Upaya-upaya pendampingan terus dilakukan sejak awal berdirinya PMII. Maka seakan-akan lengkaplah apa yang dilakukan PMII untuk bangsa ini, disamping gerakan yang bersifat perubahan kebijakan (pola gerakan struktural), juga gerakan yang bersifat pemberdayaan masyarakat (pola gerakan kultural).

Paradigma PMII
Bagi PMII sebagai sebuah organisasi yang mempunyai citra diri dan tujuan maka alat praktis yang digunakan dalam berjalan adalah paradigma. Paradigma yang dipakai merupakan turunan dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang merupakan sublimasi dari nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. NDP digunakan sebagai landasan dan dasar pembenar dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. NDP berisi tentang: 1) Peng-Esa-an Allah (Tauhidiyah), 2) Hubungan dengan Allah, 3) Hubungan dengan manusia, dan 4) Hubungan dengan alam. Dengan demikian sebagai pegangan langkah taktis dalam implementasi NDP PMII memilih Paradigma Kritis Transformatif dengan berbasis pada paradigma pendidikan dari Giroux and Aronowitz (1985) yang mengklasifikasi pendekatan pendidikan menjadi 3: konservatif, liberal, dan kritis, dan juga berbasis pada  3 konsep kesadaran manusia dari Paulo Freire (1970): 1) kesadaran magis (tidak mampu mengetahui keterkaitan satu faktor dengan yang lain; berbuat tapi tidak tahu), 2) kesadaran naif (melihat manusia sebagai akar kesalahan; tidak berbuat tapi tahu), dan 3) kesadarn kritis (melihat sistem dan strukturlah yang patutu disalahkan (berbuat dan tahu). Dengan demikian dengan berbekal pada paradigma kritis transformatif, upaya-upaya pergerakan yang dilakukan oleh PMII diharapkan berdasarkan atas adanya kesadaran kritis (mampu mengaitkan satu faktor dengan yang lain; tahu dan berbuat) dalam melakukan sebuah upaya transformasi (perpindahan/ perubahan formasi; dalam hal ini sistem dan struktur).

Ber-Islam ala PMII
Sampai sekarang PMII masih mengakui (Aswaja) Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang merujuk pada Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidzi, dan menganut salah satu dari empat madzhab. Nilai-nilai dari Aswaja yang sering dipakai oleh PMII adalah tawassuth, tasamuh, tawazun, dan I’tidal yang menengahi, moderat, dan adil, yang secara aplikatif tertuang dalam qoidah fiqh “Al- Muhaafadhatu ‘ala al-qodiimi al-shaalih wa al-akhdzu bi a- jadiidi al-ashlaah(mengambil nilai-nilai yang baru yang lebih baik dengan tidak meninggalkan nilai-nilai lama yang baik). Disamping itu konsep ini merupakan terjemahan dari konsep Antroposentrisme Transendental yang berarti manusia adalah pusat yang menentukan segala kegiatan dengan tanpa meninggalkan transendensinya (keterkaitannya) dengan Allah SWT, dengan demikian fleksibilitas pengambilan dasar hukum selalu dikembalikan pada Wahyu Ilahi sebagaimanapun perubahan yang dialami manusia.

Tujuan PMII
Sebagaimana tertuang dalam AD PMII Bab IV, yaitu “Terbentuknya pribadi Muslim Indonesia yang 1) bertaqwa pada Allah SWT, 2) berilmu, 3) cakap dan 4) bertanggungjawab pada ilmunya”. Sehingga output yang diharapkan oleh PMII adalah anggota yang mempunyai pesona rahmatan lil alamiin dan sebagai mahluk yang ulil albab.

Citra diri mahluk ULIL ALBAB
Diharapkan anggota PMII dapat mewujudkan:
Tri Motto: DZIKIR, FIKIR, dan AMAL SHOLEH
Tri Khidmat: TAQWA, INTELELEKTUALITAS, dan PROFESIONALITAS
Tri Komitmen: KEBENARAN, KEJUJURAN, dan KEADILAN

Menatap PMII kedepan
Sebagai komponen masyarakat Indonesia yang sadar dan insyaf bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi, serta sebagaimana apa yang di ucapkan oleh Bung Karno bahwa kita belum pernah merdeka selama masih ada bangsa lain yang dijajah. Maka PMII harus mampu melihat dan melawan segala macam bentuk penjajahan dengan berpegang atas lima prinsip kebebasan pokok bagi setiap insan;
1.      Hidzfu al-nafs, jaminan atas jiwa (nyawa) rakyat.
2.      Hidzfu al-diin, jaminan beragama bagi rakyat.
3.      Hidzfu al-maal, jaminan atas harta benda rakyat.
4.      Hidzfu al-nasl, jaminan atas asal usul, identitas, garis keturunan setiap warga negara.
5.      Hidzfu al-Irdh, jaminan atas harga diri kehormatan dan profesi setiap warga negara.
Dengan lima prinsip diatas diharapkan PMII mampu menggunakannya sebagai kacamata yang mampu memotret segala bentuk ketidakadilan yang dilakukan oleh siapapun, terutama dalam menghadapi era pasar bebas, era keterbukaan. Dalam konteks kekinian hak-hak kebebasan masyarakat dalam memilih dan menentukan sikap harus mampu didukung oleh PMII, terutama 2004, dimana masyarakat butuh untuk dibela agar tidak dijadikan “korban” oleh politisi oportunis. Saat ini juga sudah mewabah jaring-jaring kapitalis yang banyak menindas dan menghisap darah rakyat. Tirani penguasapun harus dihancurkan oleh PMII dalam rangka pembelaan pada kaum tertindas (mustadz’afiin). Semangat heroic harus selalu dipegang, persatuan kaum tertindas harus selalu dikumandangkan, kritisisme perjuangan harus selalu dialirkan, dan Allah SWT tidak boleh dilupakan.

TANGAN TERKEPAL DAN MAJU KE MUKA; SEKALI BENDERA DIKIBARKAN HENTIKAN SEGALA RATAPAN DAN TANGISAN KARENA MUNDUR ADALAH PENGKHIANATAN.

Wallaahul Muwaafiq Ilaa Aqwaamith Thoriiq.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh


Sumber : PC PMII Kota Malang

No comments:

Post a Comment

Designed By Zay Multimedia